Sekitar 100 Pelaku Usaha Impor Telah Berkomitmen untuk Tanam Bawang Putih, Begini Pengawasan Kementan

Avatar photo

- Pewarta

Minggu, 5 Mei 2024 - 09:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bawang Putih. (Pixabay.com/@PublicDomainPictures)

Bawang Putih. (Pixabay.com/@PublicDomainPictures)

PANGANNEWS.COM – Kementerian Pertanian (Kementan) memacu dan mengawal secara intensif Program Wajib Tanam Bawang Putih bagi importir.

Sekitar 100 pelaku usaha impor bawang putih telah penerima Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) tahun 2023–2024.

Importir pemegang rekomendasi dan izin impor bawang putih juga telah membuat komitmen.

Untuk melaksanakan wajib tanam dan produksi di dalam negeri, sekurang-kurangnya 5 persen dari volume RIPH.

Ketentuan itu mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 46 Tahun 2019 tentang Pengembangan Komoditas Hortikultura Strategis.

Hal tersebut dimaksudkan sebagai salah satu upaya menjaga produksi dalam negeri.

Baca artikel lainnya di sini : Indonesia Tidak Terkena Heat Wave Tapi Sedang Alami Suhu Tinggi, Begini Penjelasan BMKG

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian (Kementan) Andi M Idil Fitri dalam dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (4/5/2024).

“Skema wajib tanam ini salah satu upaya menjaga produksi bawang putih dalam negeri,” kata Idil.

Baca artikel lainnya di sini : Ada Potensi Harga Jagung Turun Bahkan Anjlok di Bawah Harga Acuan Saat Puncak Panen Raya Mei 2024

Ia menjelaskan perkiraan kebutuhan rata-rata nasional bawa putih ditetapkan sekitar 600-650 ribu ton.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Jika bisa konsisten diproduksi 5 persen di dalam negeri, setidaknya 30 ribu ton per tahun bisa dihasilkan khusus dari program wajib tanam tersebut.

“Selebihnya bisa kita genjot dari swadaya petani maupun stimulus APBN,” beber Idil.

Menurut Idil, Indonesia pernah mencapai swasembada bawang putih, namun sejak 1996 dan hingga kini sebagian besar masih harus diimpor.

Dirinya mengaku optimistis produksi bawang putih di dalam negeri masih bisa dipacu mengingat potensi lahan dan petani yang masih cukup tersedia.

“Strateginya kita sudah ada. Benih harus kita persiapkan terlebih dulu, setelah itu masuk penetrasi konsumsi.”

“Kuncinya adalah konsistensi program, anggaran, dan harga yang menguntungkan.”

“Sehingga petani semangat untuk kembali menanam bawang putih. Kolaborasi lintas K/L juga sangat menentukan,” tandas Idil.

Idil menuturkan Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura telah melakukan rapat evaluasi dan asistensi.

Terkait realisasi komitmen wajib tanam dan produksi bawang putih bagi para pelaku usaha impor bawang putih yang sebelumnya telah penerima Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) tahun 2023–2024.

Oleh karena itu, dia berharap para pelaku usaha impor bawang putih komitmen terhadap kewajibanya yakni melakukan penanaman 5 persen dari volumen RIPH.***

Sempatkan juga untuk membaca berbagai berita dan informasi lainnya di media online Adilmakmur.co.id dan Infoekbis.com

Sedangkan untuk publikasi press release di media online ini, atau pun serentak di puluhan media lainnya, dapat menghubungi Jasasiaranpers.com.

WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.

Pastikan juga download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Berita Terkait

Menteri Pertanian Amran Sulaiman Ajak Vietnam Berinvestasi Peternakan Sapi Perah di Indonesia
Industri Kelapa Sawit Dinilai Sebagai Komoditas yang Paling Siap Dukung Pencapaian Net Zero Emission
Perkebunan Sawit Terluas di Dunia, PTPN IV PalmCo Perkuat Ketahanan Pangan dan Energi Nasional
Perum Bulog Mulai Lakukan Penyerapan Gabah Secara Langsung ke Beberapa Gabungan Kelompok Tani
Kunjungi Pertanian Modern di Distrik Kurik, Mentan Optimis Merauke Jadi Lumbung Pangan Indonesia Timur
Kementan Pacu Percepatan Tanam di Papua Selatan dengan Sederet Teknologi Pertanian Modern
Sudaryono Dorong KNPI Wujudkan Swasembada dan Lumbung Pangan Duunia dengan Berkiprah di Pertanian
Karantina Terhadap 1,9 Juta Bibit Tebu Asal Australia untuk Penanaman di Papua Dilakukan Secara Ketat
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Sabtu, 27 Juli 2024 - 08:02 WIB

Menteri Pertanian Amran Sulaiman Ajak Vietnam Berinvestasi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

Kamis, 25 Juli 2024 - 11:13 WIB

Perkebunan Sawit Terluas di Dunia, PTPN IV PalmCo Perkuat Ketahanan Pangan dan Energi Nasional

Kamis, 25 Juli 2024 - 07:12 WIB

Perum Bulog Mulai Lakukan Penyerapan Gabah Secara Langsung ke Beberapa Gabungan Kelompok Tani

Rabu, 24 Juli 2024 - 14:49 WIB

Kunjungi Pertanian Modern di Distrik Kurik, Mentan Optimis Merauke Jadi Lumbung Pangan Indonesia Timur

Rabu, 24 Juli 2024 - 14:27 WIB

Kementan Pacu Percepatan Tanam di Papua Selatan dengan Sederet Teknologi Pertanian Modern

Rabu, 24 Juli 2024 - 13:52 WIB

Sudaryono Dorong KNPI Wujudkan Swasembada dan Lumbung Pangan Duunia dengan Berkiprah di Pertanian

Rabu, 24 Juli 2024 - 11:48 WIB

Karantina Terhadap 1,9 Juta Bibit Tebu Asal Australia untuk Penanaman di Papua Dilakukan Secara Ketat

Selasa, 23 Juli 2024 - 15:32 WIB

Badan Pangan Nasional Apresiasi Sinergi Stakeholder Bangun Stabilitas Jagung dan Perunggasan

Berita Terbaru