PANGANNEWS.COM – Holding BUMN Pangan ID FOOD siapkan peta jalan untuk mendukung target pemerintah mewujudkan swasembada gula nasional tahun 2030.
Langkah strategis yang dijalankan diantaranya percepatan penerapan digitalisasi dan mekanisasi industri gula ID FOOD baik on farm maupun off farm.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan saat menjadi pembicara.
Frans Marganda menyampaikan hal itu dalam Seminar Nasional Pergulaan dengan topik “Kiat Mencapai Target Swasembada Gula 2030” di Surabaya, Selasa (27/2/2024).
Baca Juga:
CSA Index Tumbuh Jadi 76,09 di Oktober 2024: Pelaku Pasar Optimis IHSG Akan Mencapai Level Tertinggi
Tingkatkan Produktivitas Pangan, Pemerintah Sedang Fokus Atasi Masalah Akses Air untuk Pertanian
Menurutnya, sektor gula masih menjadi lini bisnis utama Perseroan, untuk itu sebagai BUMN, ID FOOD memiliki peran dan tanggung jawab yang besar.
Dalam mendukung tercapainya swasembada gula konsumsi di 2028 dan swasembada industri gula dan peningkatan produksi bioetanol di 2030.
Baca artikel lainnya di sini : Pemerintah Berharap Inflasi Volatile Food Turun hingga di Bawah 5 Persen, Inflasi Februari 2024 Terkendali
Sebagaimana yang diamanatkan Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023, tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).
Baca Juga:
Titik Soeharto Optimis Swasembada Pangan Dapat Diwujudkan di Era Presiden Prabowo Subianto
Kementan akan Bagikan Benih Gratis untuk Para Petani yang Lakukan Percepatan Tanam di Oktober 2024
Frans sebagaimana dilansir Info Publik mengatakan, untuk membantu mencapai swasembada gula 2030 ada banyak aspek pengembangan teknologi yang perlu dilakukan, seperti Internet of Things, Pertanian Presisi, dan Mekanisasi Pertanian.
Lihat juga konten video, di sini: Gelar Silaturahmi Kebangsaan dengan 1.600 Muslimat NU dan Relawan Jatim, Prabowo Ucapkan Terima Kasih
“ID FOOD sendiri saat ini telah menyiapkan peta jalan pengembangan teknologi industri gula untuk mendukung terwujudnya swasembada gula 2030 yang terbagi secara on farm dan off farm,” ujarnya.
Pada tahap awal, yaitu di tahun ini sampai 2025, Frans mengatakan, perseroan fokus pada optimalisasi penggunaan aplikasi mobile planter.
Baca Juga:
Wamentan Sudaryono Pastikan Ketersediaan Pupuk Aman, Dorong Petani Tanam di Bulan Oktober 2024
Jokowi Dorong Lagi Masyarakat Minta Prabowo Lanjutkan Program Bantuan Beras 10 Kilogram Per Keluarga
Intervensi Penyaluran Bantuan Pangan Beras Bisa Mengerem Harga Beras, Ini Harapan Presiden Jokowi
Juga monitoring drone untuk pemetaan dan analisis data lahan, perluasan penggunaan boom sprayer, penataan varietas, dan penerapan aplikasi lelang gula ID FOOD.
“Sedangkan di lini off farm, dilakukan perluasan penggunan sensor di setiap line pabrik dan standarisasi proses quality control,” sebutnya.
Untuk tahun 2026-2028, akan dilakukan peningkatan fitur mobile planter, big data industri tebu, serta perluasan mekanisasi pertanian.
Menurut Frans, modernisasi peralatan utama di pabrik gula dengan teknologi terbaru juga menjadi prioritas guna meningkatkan efisiensi.
“Pada 2029-2030 kita targetkan industri gula ID FOOD sudah full mekanisasi termasuk pengimplementasian Co-Gen (Kogenerasi) untuk penyerapan secara optimal energi yang dihasilkan pabrik gula,” urainya.
Menurut Frans, penerapan digitalisasi teknologi industri gula secara masif oleh para pelaku usaha merupakan langkah yang paling efektif untuk mendukung tercapainya target swasembada gula 2030.
Pasalnya, penerapan digitalisasi teknologi akan berpengaruh signifikan bagi terwujudnya industri gula yang lebih sehat.
“Kita ketahui tantangan terbesar swasembada gula adalah pemenuhan lahan 700 ribu ha yang saat ini sedang dijajaki dan diupayakan Pemerintah.”
“Untuk mencetak lahan sebanyak itu dalam kurun waktu 6 tahun ke depan tentu bukan hal yang mudah.”
“Maka yang terpenting dan bisa kita akselerasi bagaimana membangun industri gula yang lebih sehat ke depan melalui peningkatan digitalisasi teknologi,” paparnya.
Terkait implementasi peta jalan pengembangan teknologi industri gula tersebut ID FOOD telah menerapkan sejumlah inovasi teknologi.
Seperti Geospatial Information System (GIS), Pertanian Presisi (Precision Farming), dan Teknologi Informasi Smart Farming ID FOOD (Safari).
Untuk penerapan GIS, Frans menuturkan, dilakukan dalam hal pemetaan wilayah kebun menggunakan drone RTK, drone aplikasi kebun, web-based service analysis dan unit pelayanan jasa drone.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
“Teknologi ini sudah diterapkan di kebun Hak Guna Usaha (HGU) dan Mitra Petani ID FOOD. Pengaplikasiannya memudahkan dalam melakukan pemetaan dan monitoring kondisi kebun serta tanaman.”
“Sehingga banyak membantu perusahaan dan mitra petani tebu dalam melakukan perawatan lahan dan tanaman,” jelasnya.
Selanjutnya, ID FOOD juga melakukan penerapan Precision Farming yang dilakukan melalui drone spraying untuk pemupukan lahan.
“Di lahan HGU, ID FOOD mengembangkan optimasi pengairan untuk tanaman dengan memanfaatkan teknologi boom sprayer dan manajemen sumber air.”
“Kami dalam 1 tahun terakhir melakukan metode ini untuk memperbaiki kualitas pengairan,” ungkap Frans.
Sementara itu, dari aspek teknologi informasi, ia menuturkan, ID FOOD menerapkan aplikasi Smart Farming ID FOOD atau Safari.
“Aplikasi ini merupakan dashboard Integrasi Smart Farming dari 3 anak perusahaan gula ID FOOD.”
“Di sini terkonsolidasi semua kegiatan seperti adminstrasi, perencanaan, proses budidaya, permintaan biaya, panen, hingga proses pasca panen,” ungkapnya.
Frans mengatakan, pengimplementasian teknologi juga diterapkan dalam program Makmur yang merupakan program integrasi pertanian, kolaborasi antara BUMN sektor pangan, perbankan, dan asuransi.
“Dalam program Makmur kita terapkan precision agriculture. Di mana semua best practice yang ada di PTPN, ID FOOD, dan Pupuk Indonesia semua kami implementasikan di sini.”
“Hasilnya dalam 4 tahun terakhir rata-rata tiap komoditas itu tumbuh di atas 40% dari protas dan berdampak terhadap kesejahteraan petani,” ujarnya.
Lebih lanjut, Frans menuturkan, Perseroan akan terus mendorong penerapan teknologi teknologi industri gula secara bertahap dan berkelanjutan.
Ia mengajak seluruh pelaku industri pergulaan khususnya pelaku industri pendukung yang menyediakan teknologi digitalisasi dan mekanisasi.
Dapat menyiapkan skema kerja sama yang bisa membantu para pelaku industri gula melakukan investasi teknologi dengan lebih mudah dan lebih cepat.
“Kita akan terus dorong digitalisasi teknologi ID FOOD, mengingat saat ini gula masih menjadi kontributor terbesar dari revenue ID FOOD.”
“Kurang lebih sebesar 35% pemasukan dihasilkan dari industri gula yang dihasilkan dari 3 anak perusahaan, yaitu PT PG Rajawali I, PT PG Rajawali II, dan PT PG Candi Baru,” ungkapnya.
Adapun entitas bisnis ID FOOD mengelola 7 pabrik di Jawa Timur dan Jawa Barat mengelola sebanyak 55 ribu ha lahan baik HGU maupun kemitraan, serta berkontribusi sekitar 270 ribu ton gula setiap tahun.
“Artinya ID FOOD mengelola 10 persen dari keseluruhan lahan tebu nasional dan berkontribusi 13 persen dari sisi produksi,” terang Frans.***
Artikel di atas juga sudah diterbitkan portal berita ekonomi dan bisnis Pangannews.com
Sempatkan juga untuk membaca artikel menarik lainnya, di portal berita Haiidn.com Dan Harianekonomi.com