MEDIAAGRI.COM – Perum Bulog menjadi badan otonom yang berada langsung di bawah Presiden dilakukan untuk meningkatkan fungsi stabilisasi pangan nasional.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan hal itu di Lampung Selatan, Minggu (20/11/2024)
“Seperti yang dikatakan oleh para petani saat panen padi atau jagung harganya turun drastis.”
“Oleh karena itu butuh langkah stabilisasi pangan dan ini yang bisa melakukan Bulog,” ujar Zulkifli Hasan.
Baca Juga:
Hapus Utang Macet UMKM, Prabowo Subianto Sebut Petani dan Nelayan Sekarang Lebih Semangat
Dampak Kebijakan Proteksionis Presiden AS Terpilih Donald Trump Ditakutkan akan Lemahkan Kurs Rupiah
Cek Potensi Bahan Makan Bergizi Gratis, Prabowo Subianto Kunjungi Tambak Ikan Nila Salin di Karawang
Ia mengatakan maka adanya langkah transformasi Bulog menjadi badan otonom di bawah Presiden menjadi upaya tepat untuk meningkatkan fungsi stabilisasi pangan.
“Memang banyak yang harus dibenahi terkait panen jagung dan padi yang harganya murah ini.”
“Dan kami tengah bekerja keras menanggulangi ini dengan mengembalikan fungsi stabilisasi Bulog.”
“Jadi mereka bisa membeli panen petani lebih banyak,” katanya.
Baca Juga:
Selamat Jalan Pejuang Petani, Sekretaris Jenderal DPN HKTI Sadar Subagyo Meninggal Dunia
PT Pupuk Indonesia Salurkan 87,7 Persen Pupuk dari Kontrak dengan Kementan Sebesar 7,54 Juta Ton
Dia mengharapkan dengan perubahan fungsi tersebut maka Bulog bisa menampung hasil panen petani.
Sehingga jagung serta gabah petani harganya tidak naik terlalu tinggi.
Tanggapan atas adanya kenaikan harga jagung serta tidak terserapnya panen dikatakan oleh Ketua Gabungan Kelompok Tani Babatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan, Sukma.
“Yang disayangkan oleh petani kali ini saat panen adalah harga jagung sangat murah sampai di bawah Rp5 ribu per kilogram untuk jagung kering,” ujar Sukma.
Baca Juga:
KPK Selidiki Kasus di Kementan Soal Korupsi Penggelembungan Harga Asam untuk Kentalkan Karet
Pemenang Piilkada dan yang Kalah Saling Kerja Sama untuk Layani Rakyat, Kata Prabowo Subianto
Ia mengatakan untuk harga jagung asalan yang belum dikeringkan saat ini berkisar Rp2.700-Rp3.500 per kilogram.
“Harga sebelumnya itu Rp5.200 per kilogram dengan kadar air 16 untuk jagung kering, dan untuk mengeringkan ini pakai jasa.”
“Untuk biaya produksi dari menanam sampai selesai panen itu Rp9 juta,” katanya.
Dan penghasilan yang di dapat petani jagung dengan produksi normal 6-7,5 ton jagung basah sebesar Rp25 juta.
“Yang kami harapkan bisa ada bantuan pemerintah untuk membuat harga jagung stabil lagi.
Sebab petani cukup merugi sekarang ini dengan biaya produksi tinggi, sedangkan harga jual murah kadang tidak terserap,” tambahnya.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Mediaemiten.com dan Harianinvestor.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Harianbogor.com dan Indonesiaraya.co.id
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
Atau hubungi langsung WhatsApp Center Rilispers.com (Pusat Siaran Pers Indonesia /PSPI): 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Klik Persrilis.com untuk menerbitkan press release di portal berita ini, atau pun secara serentak di puluhan, ratusan, bahkan 1.000+ jaringan media online.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.