Tingkatkan Kesejahteraan, Indeks Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan dan Peternakan Membaik

Avatar photo

- Pewarta

Selasa, 16 Juli 2024 - 11:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Pangan Nasional (Bapanas) secara konsisten menaruh atensi besar pada keberimbangan dari sektor hulu sampai hilir.  (Dok. Tim Komunikasi Bapanas)

Badan Pangan Nasional (Bapanas) secara konsisten menaruh atensi besar pada keberimbangan dari sektor hulu sampai hilir. (Dok. Tim Komunikasi Bapanas)

MEDIAAGRI.COM – Dalam menjalankan fungsi sebagai stabilisator pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) secara konsisten menaruh atensi besar pada keberimbangan dari sektor hulu sampai hilir.

Di hulu, kepentingan produsen seperti petani dan peternak terkait harga acuan dan keberlangsungan kegiatan produksi merupakan aspek fundamental yang terus disokong Bapanas.

Namun, di sektor hilir yaitu harga yang baik dan wajar bagi konsumen juga harus dapat diciptakan.

“Bapak Presiden Joko Widodo telah mengarahkan kami agar harga pangan pokok itu dapat dikondisikan supaya selalu baik dan wajar, mulai dari petani dan peternak hingga sampai di masyarakat.”

‘Ini yang terus Badan Pangan Nasional kerjakan, termasuk kesejahteraan petani dan peternak,” terang Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya di Jakarta, pada Selasa (16/7/2024).

“Kami percaya kalau sedulur petani dan peternak itu makin sejahtera, maka semangat berproduksi akan meningkat.”

“Ketahanan pangan nasional yang ditopang dari produksi dalam negeri pun dapat terwujud.”

“Ini karena kita ingin pangan Indonesia bisa terus mengutamakan hasil dari jerih payah sendiri.”

“Sehingga kepentingan sedulur petani dan peternak senantiasa jadi perhatian Badan Pangan Nasional,” imbuhnya.

Salah satu indikator kesejahteraan petani dan peternak dapat dilihat dari indeks Nilai Tukar Petani (NTP).

Terutama subsektor tanaman pangan (NTPP) dan subsektor peternakan (NTPT).

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), NTPP tertinggi dalam 18 bulan terakhir tercatat di Februari 2024 yang berada di 120,30 poin.

Terbaru, di Juni 2024, kondisi petani tanaman pangan, khususnya kelompok padi, mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,37 poin.

Ini mengacu pada indeks harga yang diterima petani kelompok padi yang berada di 130,74 dibandingkan bulan sebelumnya di 127,71.

Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Bapanas pada awal Juni resmi menetapkan pemberlakuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras.

Melalui Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 4 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas Perbadan 6 Tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.

Dengan HPP tersebut, harga di petani dapat terjaga dan BPS mencatat di Juni 2024, rerata harga Gabah Kering Panen (GKP) kadar air 19,68 persen di tingkat petani berada di Rp 6.171 per kilogram (kg).

“Sedulur peternak unggas pun tak lepas kita fasilitasi. Tatkala jagung pakan di tahun lalu mengalami fluktuasi karena produksi yang terbatas.”

“Program SPHP jagung pakan bersama Perum Bulog kita gelontorkan untuk menunjang keberlangsungan peternak unggas.”

“Jagung pakan sangat penting bagi mereka. Ini juga demi menjaga kestabilan komoditas telur dan daging ayam yang bisa terdampak, apabila peternakan unggas bergejolak,” jelas Arief.

Realisasi penyaluran program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung pakan sampai April 2024 telah mencapai 303 ribu ton. Daerah peternak unggas yang menerima manfaat program ini tersebar di 18 provinsi.

NFA pun turut mendukung mobilisasi jagung dari petani asal Nusa Tenggara Barat kepada peternak unggas yang dilakukan secara Business to Business (B2B).

Skema B2B ini dilaksanakan bersama Bulog berkolaborasi dengan kelompok peternak unggas di Blitar, Jawa Timur.

Dari Mei sampai Juni, realisasi telah 1.898 ton dengan rincian jagung dari Bima 1.505,2 ton dan Dompu 392,7 ton.

Dengan berbagai dukungan tersebut, indeks NTPT terus terjaga di atas 100 poin sejak Maret 2023. Indeks tertinggi ada di Juni 2024 yang berada di 104,81.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Adapun NTPT ini berasal dari kelompok peternak yang terdiri dari unggas, ternak besar, ternak kecil, dan hasil ternak.

Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.

Khusus indeks peternak unggas, dilihat dari indeks harga yang diterima, masih berada di level yang cukup baik.

Pada Juni 2024, seperti dilaporkan BPS, indeks berada di 122,61. Angka ini lebih tinggi dibandingkan awal 2024 yang berada di 115,68.

Sementara puncak indeks harga yang diterima peternak unggas tercatat pada April 2024 di 124,88 poin. Capaian ini merupakan yang tertinggi dalam 18 bulan terakhir.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Bisnispost.com dan Mediaagri.com

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Saatini.com dan Hallobandung.com

Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)

WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.

Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.

 

Berita Terkait

Bulog Perkirakan Defisit Konsumsi – Produksi Beras Nasional Capai 3 Juta Ton, Pada Januari – Februari 2025
Anomali Harga Gabah Disebabkan oleh Panen Raya di Sejumlah Daerah Berlimpah, Perpadi: Harga Gabah Turun
Kementaan akan Distribusi ke yang Defisit, Produksi Cabai Nasional Surplus tapi Tak Merata Semua Daerah
Lebih Diprioritaskan Penggunaan di Dalam Negeri, Komoditas Kelapa Sawit atau CPO Indonesia dan Turunannya
Gapki Ungkap Alasan CPO dan Produk Turunannya Dipersulit untuk Masuk ke Negara-negara Uni Eropa
Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan, Cadangan Pangan Pemerintah Merupakan Hal Sangat Penting
Optimistis Kinerja Sektor Pertanian Siap Capai Swasembada Beras, Wamentan Sudaryono Ungkap Alasannya
Mentan Andi Amran Sulaiman Beri Penjelasan agar Pemerintah Tambah Jumlah Anggaran hingga Rp68 Triliun
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 5 September 2024 - 08:04 WIB

Bulog Perkirakan Defisit Konsumsi – Produksi Beras Nasional Capai 3 Juta Ton, Pada Januari – Februari 2025

Selasa, 3 September 2024 - 13:23 WIB

Kementaan akan Distribusi ke yang Defisit, Produksi Cabai Nasional Surplus tapi Tak Merata Semua Daerah

Selasa, 3 September 2024 - 09:20 WIB

Lebih Diprioritaskan Penggunaan di Dalam Negeri, Komoditas Kelapa Sawit atau CPO Indonesia dan Turunannya

Senin, 2 September 2024 - 07:06 WIB

Gapki Ungkap Alasan CPO dan Produk Turunannya Dipersulit untuk Masuk ke Negara-negara Uni Eropa

Jumat, 30 Agustus 2024 - 15:42 WIB

Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan, Cadangan Pangan Pemerintah Merupakan Hal Sangat Penting

Selasa, 27 Agustus 2024 - 21:28 WIB

Optimistis Kinerja Sektor Pertanian Siap Capai Swasembada Beras, Wamentan Sudaryono Ungkap Alasannya

Selasa, 27 Agustus 2024 - 16:09 WIB

Mentan Andi Amran Sulaiman Beri Penjelasan agar Pemerintah Tambah Jumlah Anggaran hingga Rp68 Triliun

Selasa, 27 Agustus 2024 - 12:00 WIB

Wamentan Sudaryono Sebut Program Pekarangan Pangan Lestari Menghemat Anggaran hingga Rp10 Triliun

Berita Terbaru