Menperin Ungkap Alasan Komoditas Susu Diusulkan Masuk dalam Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

Avatar photo

- Pewarta

Selasa, 12 November 2024 - 17:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. (Dok. gusgumiwang.com)

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. (Dok. gusgumiwang.com)

MEDIAAGRI.COM – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mendukung komoditas susu masuk dalam barang kebutuhan pokok dan barang penting (Bapokting) agar dapat diusulkan masuk dalam neraca komoditas.

Hal ini ditujukan untuk menjaga kebutuhan dan ketersediaan susu nasional, serta sebagai platform bagi seluruh pemangku kepentingan agar bekerja sama.

Dalam melakukan pembinaan dan penjaminan ketersediaan SSDN untuk kebutuhan masyarakat dan sebagai bahan baku industri.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dengan adanya sinergi dan kerja sama yang baik dari seluruh pemangku kepentingan, harapannya produktivitas dan kualitas susu dalam negeri dapat,” ujar dia.

Agus Gumiwang Kartasasmita mendukung upaya Menteri Pertanian(Mentan) Andi Amran Sulaiman.

Untuk mewajibkan industri pengolahan susu (IPS) menyerap susu segar dalam negeri (SSDN) dari peternak dan pengepul sebagai bahan baku industri.

“Langkah ini membuktikan keberpihakan pemerintah kepada para peternak rakyat,” ujar Menperin Agus di Jakarta, Senin (11/11/2024).

Menperin menyatakan, produksi SSDN domestik saat ini baru memenuhi kebutuhan industri pengolahan susu sebesar 20 persen atau sekitar 750 ribu ton.

Dari jumlah tersebut, sekitar 530 ribu ton bahan baku susu segar dipasok oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia yang terdiri dari 59 koperasi dan 44.000 peternak dengan kualitas susu yang memenuhi standar.

Sedangkan 80 persen kebutuhan bahan baku susu masih harus dipenuhi secara impor.

Dikatakan Menperin, industri pengolahan susu nasional mampu tumbuh rata-rata lima persen per tahun, sedangkan pertumbuhan produksi susu segar dalam negeri rata-rata 0,9 persen per tahun.

Hal ini menyebabkan sebagian besar kebutuhan susu dalam negeri dipenuhi impor, karena gap antara bahan baku SSDN dan impor yang semakin besar.

“Agar gap tersebut tidak semakin besar, kami berharap kepada Kementerian Pertanian sebagai pembina peternak sapi perah untuk dapat melakukan pembinaan.

Dari mulai pemerahan, penyimpanan, dan penanganan agar dapat memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan industri,” ujar dia.

Lebih lanjut, Menperin juga menyampaikan dukungan terhadap keikutsertaan peternak sapi perah rakyat.

Untuk turut berpartisipasi dalam program petani milenial yang telah dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.

Upaya ini diharapkan semakin menarik minat kaum milenial untuk terjun menjadi peternak dan penghasil susu lokal guna mencapai swasembada pangan, terutama pemenuhan susu.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Duniaenergi.com dan Emitentv.com

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Lingkarin.com dan Apakabarjabar.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)

Atau hubungi langsung WhatsApp Center Rilispers.com (Pusat Siaran Pers Indonesia /PSPI): 085315557788, 087815557788, 08111157788.

Klik Persrilis.com untuk menerbitkan press release di portal berita ini, atau pun secara serentak di puluhan, ratusan, bahkan 1.000+ jaringan media online.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

 

Berita Terkait

Mentan Amran: Dari Kos Sempit Unhas Hingga Getarkan Dunia
Sinergi Kementan-POLRI: Tanam Jagung Serentak Dorong Swasembada Pangan Nasional
Mentan RI Antar Menteri Palestina Pulang Usai Sepakat Perkuat Ketahanan Pangan
Panen Gula Menggila! Pemerintah Turunkan Dana Rp 1,5 T
Resmi Pimpin HKTI, Sudaryono Satukan Moeldoko dan Fadli Zon
Pemerintah Hapus Kuota Impor Sapi Hidup, Peternak Lokal Terancam
Menteri Pertanian Amran Ancam Cabut Izin Distributor Pupuk Nakal yang Jual Di Atas Harga Eceran Tertinggi
Tiongkok Resmi Buka Akses Ekspor Durian Beku Indonesia, Barantin Terapkan Protokol Ketertelusuran yang Ketat

Berita Terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:58 WIB

Mentan Amran: Dari Kos Sempit Unhas Hingga Getarkan Dunia

Kamis, 10 Juli 2025 - 11:14 WIB

Sinergi Kementan-POLRI: Tanam Jagung Serentak Dorong Swasembada Pangan Nasional

Selasa, 8 Juli 2025 - 10:10 WIB

Mentan RI Antar Menteri Palestina Pulang Usai Sepakat Perkuat Ketahanan Pangan

Jumat, 4 Juli 2025 - 08:36 WIB

Panen Gula Menggila! Pemerintah Turunkan Dana Rp 1,5 T

Kamis, 26 Juni 2025 - 08:10 WIB

Resmi Pimpin HKTI, Sudaryono Satukan Moeldoko dan Fadli Zon

Rabu, 25 Juni 2025 - 13:38 WIB

Pemerintah Hapus Kuota Impor Sapi Hidup, Peternak Lokal Terancam

Kamis, 12 Juni 2025 - 13:22 WIB

Menteri Pertanian Amran Ancam Cabut Izin Distributor Pupuk Nakal yang Jual Di Atas Harga Eceran Tertinggi

Sabtu, 31 Mei 2025 - 06:11 WIB

Tiongkok Resmi Buka Akses Ekspor Durian Beku Indonesia, Barantin Terapkan Protokol Ketertelusuran yang Ketat

Berita Terbaru

MENTERI Pertanian Andi Amran berbicara dalam acara wisuda Universitas Hasanuddin Makassar. (Dok. Kementan)

INFO AGRI

Mentan Amran: Dari Kos Sempit Unhas Hingga Getarkan Dunia

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:58 WIB