Badan Pangan Nasional Ungkap Penyebab Harga Pangan di Indonesia Naik Turun, Begini Penjelasannya

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 9 Mei 2024 - 19:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi
usai berbicara dalam seminar yang digelar oleh Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI) di Jakarta, Kamis (9/5/2024). (Dok. Tim Komunikasi
Bapanas)

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi usai berbicara dalam seminar yang digelar oleh Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI) di Jakarta, Kamis (9/5/2024). (Dok. Tim Komunikasi Bapanas)

PANGANNEWS.COM – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan salah satu penyebab harga pangan di Indonesia naik turun.

Aspek perpanjangan shelf life atau kerap disebut masa simpan pangan merupakan faktor penting dalam menunjang distribusi logistik pangan yang menjangkau seluruh daerah.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan hal itu dalam seminar ‘Peran Teknologi dan Perusahaan Start-up Pada Keandalan Logistik Pangan’.

“Kenapa harga pangan di Indonesia itu naik turun? Salah satunya karena kita tidak punya alat untuk memperpanjang shelf life,” kata Arief Prasetyo Adi.

“Ini yang banyak belum diketahui. Itu ada Apel Fuji dari China bagian utara, walaupun disana sedang winter, tapi masih bisa terus kirim.”

” Itu karena mereka bisa mengatur tidak hanya suhunya saja. Ada namanya control atmosfer storage,” bebernya.

Untuk itu, sejak 2022 NFA dalam mendukung penguatan cadangan pangan telah menyalurkan total 30 sarana prasarana cold chain di 12 provinsi sentra produsen pangan strategis.

Jenis alatnya antara lain:
1. Cold storage dengan kapasitas hingga 12 ton.
2. Air blast freezer kapasitas hingga 3 ton.

3. Heat pump dryer kapasitas 200 kilogram per batch.
4. Refeer container kapasitas hingga 20 ton.

“Tahun ini saya mau selesaikan totalnya sampai 40 alat cold chain. Saya akan pastikan ada di sentra-sentra produksi beberapa kabupaten kota.”

“Ini karena ketahanan pangan yang benar adalah ketahanan pangan yang mendahulukan kemandirian pangan.”

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

“Cara menjaganya, salah satunya adalah dengan punya alat untuk memperpanjang shelf life dan disimpan tanpa mengurangi kualitas pangan,” ungkap Arief.

“Tantangan pangan global itu sebenarnya hari ini cukup mengkhawatirkan.”

“Jumlah penduduknya naik, lahan makin sempit, harga makin mahal, geo politiknya tidak bisa kita predik.”

“Salah satu solusinya tentu kita tingkatkan produksi dalam negeri,” sambungnya di acara yang digelar oleh Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI) di Jakarta, Kamis (9/5/2024).

“Namun setelah produksi dalam negeri naik, sudah banyak, saking banyaknya malah harganya jatuh.”

“Jadinya petaninya enggan nanam lagi, peternak juga. Kita tidak ingin begitu. Jadi tugas kita semua, termasuk Badan Pangan Nasional bersama BUMN.”

“Mempersiapkan pada saat produksi meninggi berperan sebagai offtaker,” tutupnya.

Salah satu penerima bantuan sarpras cold chain yang turut hadir di kegiatan hari ini, Zainal dari Aulia Madinah Broiler Lampung.

Zainal menuturkan adanya peningkatkan yang signifikan dan positif sejak menggunakan air blast freezer.

“Kalau untuk di tempat kita karena memang kita produksi ayam frozen memang alat itu benar-benar dipakai, karena kalau untuk produksi ayam memang setiap hari.”

“Dampak positifnya ternyata listrik itu memang bisa lebih hemat karena dengan kapasitas yang besar, bisa langsung untuk membekukan sekaligus 2 sampai 3 ton,” ucapnya.

“Peningkatan dari sisi produksi juga turut terbantu, yang sebelumnya mungkin karena kita masih UMKM masih 2 truk dalam satu hari.”

“Setelah mendapatkan bantuan ini, bisa 4 sampai 5 truk dalam satu hari,” pungkas Zainal.***

Berita Terkait

Menteri Pertanian Amran Sulaiman Ajak Vietnam Berinvestasi Peternakan Sapi Perah di Indonesia
Industri Kelapa Sawit Dinilai Sebagai Komoditas yang Paling Siap Dukung Pencapaian Net Zero Emission
Perkebunan Sawit Terluas di Dunia, PTPN IV PalmCo Perkuat Ketahanan Pangan dan Energi Nasional
Perum Bulog Mulai Lakukan Penyerapan Gabah Secara Langsung ke Beberapa Gabungan Kelompok Tani
Kunjungi Pertanian Modern di Distrik Kurik, Mentan Optimis Merauke Jadi Lumbung Pangan Indonesia Timur
Kementan Pacu Percepatan Tanam di Papua Selatan dengan Sederet Teknologi Pertanian Modern
Sudaryono Dorong KNPI Wujudkan Swasembada dan Lumbung Pangan Duunia dengan Berkiprah di Pertanian
Karantina Terhadap 1,9 Juta Bibit Tebu Asal Australia untuk Penanaman di Papua Dilakukan Secara Ketat
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Sabtu, 27 Juli 2024 - 08:02 WIB

Menteri Pertanian Amran Sulaiman Ajak Vietnam Berinvestasi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

Kamis, 25 Juli 2024 - 13:20 WIB

Industri Kelapa Sawit Dinilai Sebagai Komoditas yang Paling Siap Dukung Pencapaian Net Zero Emission

Kamis, 25 Juli 2024 - 11:13 WIB

Perkebunan Sawit Terluas di Dunia, PTPN IV PalmCo Perkuat Ketahanan Pangan dan Energi Nasional

Kamis, 25 Juli 2024 - 07:12 WIB

Perum Bulog Mulai Lakukan Penyerapan Gabah Secara Langsung ke Beberapa Gabungan Kelompok Tani

Rabu, 24 Juli 2024 - 14:49 WIB

Kunjungi Pertanian Modern di Distrik Kurik, Mentan Optimis Merauke Jadi Lumbung Pangan Indonesia Timur

Rabu, 24 Juli 2024 - 14:27 WIB

Kementan Pacu Percepatan Tanam di Papua Selatan dengan Sederet Teknologi Pertanian Modern

Rabu, 24 Juli 2024 - 13:52 WIB

Sudaryono Dorong KNPI Wujudkan Swasembada dan Lumbung Pangan Duunia dengan Berkiprah di Pertanian

Rabu, 24 Juli 2024 - 11:48 WIB

Karantina Terhadap 1,9 Juta Bibit Tebu Asal Australia untuk Penanaman di Papua Dilakukan Secara Ketat

Berita Terbaru